Untuk meningkatkan pembentukan minyak / lemak pada kelapa sawit, ada 3
hal yang harus dioptimalkan dengan pendekatan proses kerja di dalam
sel, yaitu :
- Mengoptimalkan jumlah dan kapasitas dapur tanaman, yaitu dengan meningkatkan jumlah klorofil yang ada di dalam sel.
Dengan meningkatnya jumlah klorofil, maka kemampuan sel dalam melakukan
fotosintesis atau pembentukan glukosa sebagai bahan dasar pembentukan
lemak akan meningkat.
Proses Pembentukan Klorofil
- Struktur molekul chlorophyl dapat dilihat pada gambar disamping. Apabila ingin memproduksi klorofil dalam jumlah besar, maka yang harus diketahui terlebih dahulu adalah bagaimana proses pembentukan chlorophyll di dalam sel.
Gambar diatas menunjukan 4 fase pembentukan chlorophyl dalam tanaman. Bahan utama pembentukan chlorophyl adalah asam glutamat, bahan ini selanjutnya akan diubah menjadi 5 Aminolevulinic Acid (5-ALA) dan selanjutnya diproses menjadi chlorophyl. Bentuk 5 ALA menjadi menarik karena telah banyak riset yang dilakukan untuk meneliti bahan ini, seperti di Eropa, Jepang dan China.
Riset yang terkait dengan pemberian Asam Amino pada akar tanaman di Luar Negeri sudah berkembang begitu pesat, dan telah banyak yang ditulis dalam bentuk jurnal-jurnal. Diatas adalah salah satu tulisan dalam bentuk jurnal bagaimana cara Asam Amino diserap oleh akar tanaman untuk ditransportasikan ke jaringan yang lain dalam sel tanaman.
Sekarang telah diketahui bahwa 5-ALA dapat digunakan untuk meningkatkan jumlah chlorophyl pada tanaman, namun disadari bahwa harganya sangat mahal, sehingga relatif tidak terjangkau. Selain itu bentuknya yang cair atau harus dilarutkan dalam air, menyulitkan penggunaannya pada perkebunan. Nutrisi SAPUTRA tidak menyediakan 5-ALA dalam kandungannya, namun memberikan asam glutamat sebagai bahan pembentuk 5 ALA, sehingga pembentukan 5-ALA pasti dilakukan oleh tanaman itu sendiri.
Dari informasi kandungan nutrisi di atas, telah dibuktikan bahwa Nutrisi Saputra mengandung asam glutamat sebesar 2,957% sehingga kebutuhan untuk peningkatan jumlah klorofil akan dapat dilakukan oleh tanaman. Oleh karena itu, sangat wajar apabila dengan pemberian Nutrisi Saputra, jumlah klorofil pada tanaman akan meningkat yang ditandai dengan daun yang lebih hijau.
- Mengoptimalkan kemampuan sel dalam menjaga permeabilitasnya,
sehingga keluar masuk bahan hasil kerja fotosintesis maupun bahan lain
yang dibutuhkan dalam pembentukan lemak akan terjadi secara optimal.
Pengoptimalan ini terjadi didalam membran sel sebagai pintu keluar
masuknya bahan-bahan tersebut. Yang berperan sangat penting dalam proses
ini adalah phospholipid sel yang harus dioptimalkan jumlah dan
kualitasnya.
Proses Pembentukan Fosfolipid Membran Sel
Gambar diatas adalah bentuk struktur membran sel yang merupakan gerbang keluar masuknya bahan kedalam sel. Gambar bola warna kuning dengan rumbai hijau menunjukan fosfolipid, bahan inilah yang harus dioptimalkan jumlahnya maupun kualitasnya.
Struktur phospholipid sebagaimana ditampilkan, terdiri dari fosfor, nitrogen dan asam lemak. Oleh karena itu ketika ingin membentuk phospolipid maka bahan-bahan inilah yang harus diperhitungkan keberadaaannya dan harus diketahui bagaimana fosfolipid ini dibentuk.
Dalam gambar disamping ini terlihat bahwa ternyata pembentukan phospholipid pada membran sangat ditentukan oleh keberadaan asam lemak, sampai pada jenis asam lemak linoleat (C18:2) dan asam lemak linolenat (C18:3). Oleh karena itu bahan asam lemak inilah yang harus diberikan kepada tanaman agar permeabilitas sel tanaman meningkat.
Nutrisi SAPUTRA sudah menyediakan Asam Lemak dalam jumlah yang lengkap mulai dari C8 atau Asam Kaprilat sampai dengan C18:3 atau asam linolenat. Sehingga boleh dikatakan seluruh kebutuhan tanaman sudah tersedia dalam Nutrisi SAPUTRA ini. Oleh karena itu, sangat wajar apabila dengan pemberian Nutrisi SAPUTRA, permeabilitas sel meningkat yang ditandai dengan daun yang lebih lentur pada tanaman.
- Mengoptimalkan kemampuan sel dalam memproduksi minyak atau lemak, yaitu dengan meningkatkan jumlah ACETYL COENZIM A didalam sel, karena bahan ini merupakan bahan kunci dalam pembentukan lemak atau minyak didalam sel.
Saat ini, dunia bio-kimia sudah sangat menyadari pentingnya Acetyl CoEnzim A dalam pembentukan lemak. Berbagai merchandise mulai dari baju, gelas, pin, dan sebagainya bahkan telah dibuat untuk mengingatkan pentingnya molekul ini. Namun apakah kesadaran itu telah sampai pula kepada para ahli dalam bidang kelapa sawit yang notabene sebagai produsen lemak dunia.
Rangkaian pembentukan Acetyl CoEnzim A dimulai dari glukosa, Asam Piruvat, Acetyl Co Enzim A dan Aceto Acetyl CoEnzim A. Untuk pembentukan glukosa menjadi Asam Pirufat ada beberapa jenis Asam Amino yang dibutuhkan, yakni Alanin, Glysin, Sistein, dan Serin. Sedangkan untuk pembentukan Acetyl CoEnzim A dari Asam Pirufat ada beberapa jenis Asam Amino yang berperan yaitu Isoleucine, Leucyn, dan Tryptophan.
Adapun untuk proses pembentukan Acetyl CoEnzim A menjadi Aceto Acetyl CoEnzim A maupun sebaliknya, jenis asam amino yang berperan adalah Leucyn, Lycin, Penil alanin dan tyrosine. Nutrisi SAPUTRA memiliki kandungan asam amino dalam jumlah lengkap, namun karena kesulitan laboratorium dalam memiliki kolom asam amino tersebut, maka kelengkapan itu beberapa diantaranya tidak dapat diukur.
Dari data kandungan nutrisi sebelumnya telah dibuktikan juga bahwa Nutrisi SAPUTRA sudah memberikan Asam Amino dalam jumlah yang relatif lengkap. Sehingga boleh dikatakan seluruh kebutuhan tanaman terhadap asam amino sudah tersedia pada Nutrisi SAPUTRA. Oleh karena itu, sangat wajar apabila dengan pemberian Nutrisi SAPUTRA, kemampuan sel dalam membuat minyak semakin meningkat, yang akan ditandai dengan rendemen yang semakin meningkat.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar