Pengertian Kapasitas Tukar Kation
Salah satu
sifat kimia tanah yang terkait erat dengan ketersediaan hara bagi
tanaman dan menjadi indikator kesuburan tanah adalah Kapasitas Tukar
Kation (KTK) atau Cation Exchangable Cappacity (CEC). KTK merupakan jumlah total kation yang dapat dipertukarkan (cation exchangable)
pada permukaan koloid yang bermuatan negatif. Satuan hasil pengukuran
KTK adalah milliequivalen kation dalam 100 gram tanah atau me kation per
100 g tanah.
Beberapa Istilah KTK
Berdasarkan pada jenis permukaan koloid yang bermuatan negatif, KTK dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. KTK koloid anorganik atau dikenal sebagai KTK liat tanah,
2. KTK koloid organik atau dikenal sebagai KTK bahan organik tanah, dan
3. KTK total atau KTK tanah.
KTK Koloid Anorganik atau KTK Liat
KTK liat adalah jumlah kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid anorganik (koloid liat) yang bermuatan negatif.
Nilai KTK liat tergantung dari jenis liat, sebagai contoh:
a. Liat Kaolinit memiliki nilai KTK = 3 s/d 5 me/100 g.
b. Liat Illit dan Liat Klorit, memiliki nilai KTK = 10 s/d 40 me/100 g.
c. Liat Montmorillonit, memiliki nilai KTK = 80 s/d 150 me/100 g.
d. Liat Vermikullit, memiliki nilai KTK = 100 s/d 150 me/100 g.
KTK Koloid Organik
KTK
koloid organik sering disebut juga KTK bahan organik tanah adalah
jumlah kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid organik
yang bermuatan negatif.
Nilai KTK koloid organik lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai KTK koloid anorganik. Nilai KTK koloid organik
berkisar antara 200 me/100 g sampai dengan 300 me/100 g.
KTK Total atau KTK Tanah
KTK
total merupakan nilai KTK dari suatu tanah adalah jumlah total kation
yang dapat dipertukarkan dari suatu tanah, baik kation-kation pada
permukaan koloid organik (humus) maupun kation-kation pada permukaan
koloid anorganik(liat).
Perbedaan KTK Tanah Berdasarkan Sumber Muatan Negatif
Berdasarkan sumber muatan negatif tanah, nilai KTK tanah dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. KTK muatan permanen, dan
2. KTK muatan tidak permanen.
KTK Muatan Permanen
KTK
muatan permanen adalah jumlah kation yang dapat dipertukarkan pada
permukaan koloid liat dengan sumber muatan negatif berasal dari mekanisme substitusi isomorf.
Substitusi isomorf adalah mekanisme pergantian posisi antar kation
dengan ukuran atau diameter kation hampir sama tetapi muatan berbeda.
Substitusi isomorf ini terjadi dari kation bervalensi tinggi dengan
kation bervalensi rendah di dalam struktur lempeng liat, baik lempeng
liat Si-tetrahedron maupun Al-oktahedron.
Contoh peristiwa
terjadinya muatan negatif diatas adalah: (a). terjadi substitusi isomorf
dari posisi Si dengan muatan 4+ pada struktur lempeng liat
Si-tetrahedron oleh Al yang bermuatan 3+, sehingga terjadi kelebihan
muatan negatif satu, (b). terjadinya substitusi isomorf dari posisi Al
yang bermuatan 3+ pada struktur liat Al-oktahedron oleh Mg yang
bermuatan 2+, juga terjadi muatan negatif satu, dan (c). terjadi
substitusi isomorf dari posisi Al yang bermuatan 3+ dari hasil
substitusi isomorf terdahulu pada lempeng liat Si-tetrahedron yang telah
bermuatan neatif satu, digantikan oleh Mg yang bermuatan 2+, maka
terjadi lagi penambahan muatan negatif satu, sehingga terbentuk muatan
negatif dua pada lempeng liat Si-tetrahedron tersebut. Muatan negatif
yang terbentuk ini tidak dipengaruhi oleh terjadinya perubahan pH tanah.
KTK tanah yang terukur adalah KTK muatan permanen.
KTK Muatan Tidak Permanen
KTK
muatan tidak permanen atau KTK tergantung pH tanah adalah jumlah kation
yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid liat dengan sumber
muatan negatif liat bukan berasal dari mekanisme substitusi isomorf
tetapi berasal dari mekanisme patahan atau sembulan di permukaan koloid
liat, sehingga tergantung pada kadar H+ dan OH- dari larutan tanah.
Hasil Pengukuran KTK Tanah
Berdasarkan teknik pengukuran dan perhitungan KTK tanah di laboratorium, maka nilai KTK dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
1. KTK Efektif, dan
2. KTK Total.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar