TEKNIK PEMBUATAN AMONIASI UREA JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN TERNAK

TEKNIK PEMBUATAN AMONIASI UREA JERAMI PADI
SEBAGAI PAKAN TERNAK
Oleh: Syam Rahadi, S.Pt, MP.

(Penulis ”sebelah kiri” sedang memberikan makalah)
Makalah ini disampaikan pada PENERAPAN IPTEK Pemanfaatan Limbah Jerami Padi Melalui Teknologi Amoniasi untuk Mengatasi Kekurangan Pakan di Musim Kemarau, di Desa Alebo Kec. Konda Kab. Konawe Selatan Sulawesi Tenggara, 24 November 2008. atas biaya The Develompent and Upgrading of Haluoleo University-IDB Loan
Latar Belakang
Hijauan merupakan sumber pakan utama untuk ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba)
Untuk meningkatan produksi perlu penyediaan hijauan pakan yang cukup baik kuantitas, kualitas maupun kontinuitasnya
Hijauan pakan ternak yang umum diberikan untuk ternak ruminansia adalah rumput-rumputan yang berasal dari padang penggembalaan atau kebun rumput, tegalan, pematang serta pinggiran jalan.
Faktor Penghambat Penyedian Hijauan Pakan
(a)Terjadinya perubahan fungsi lahan yang sebelumnya sebagai sumber hijauan pakan menjadi lahan pemukiman, lahan untuk tanaman pangan dan tanaman industri
(b)Sumberdaya alam untuk peternakan berupa padang penggembalaan di Indonesia semakin berkurang
(c)Secara umum di Indonesia ketersediaan hijauan pakan juga dipengaruhi oleh iklim, sehingga pada musim kemarau terjadi kekurangan hijauan pakan ternak dan sebaliknya di musim hujan jumlahnya melimpah
Solusi
  • Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan
  • Sumber limbah pertanian diperoleh dari komoditi tanaman pangan, dan ketersediaanya dipengaruhi oleh pola tanam dan luas areal panen dari tanaman pangan di suatu wilayah
  • Jenis limbah pertanian sebagai sumber pakan adalah jerami padi, jerami jagung, jerami kedelai, jerami kacang tanah, pucuk ubi kayu, serta jerami ubi jalar dll.
  • Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia
  • Penggunaan jerami padi sebagai pakan ternak telah umum dilakukan di daerah tropik, terutama sebagai makanan ternak pada musim kemarau
  • Penggunaan jerami padi sebagai makanan ternak mengalami kendala terutama disebabkan adanya faktor pembatas dengan nilai nutrisi yang rendah yaitu kandungan protein rendah, serat kasar tinggi, serta kecernaan rendah
  • Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan baru mencapai 31-39%, sedangkan yang dibakar atau dikembalikan ke tanah sebagai pupuk 36-62%, dan sekitar 7-16% digunakan untuk keperluan industri
Kelemahan Jerami Padi
  • Kandungan nutrisi yang rendah, misalnya kandungan protein jerami 3-5 %, sedangkan protein rumput gajah mencapai 12-14%
  • Rendahnya kecernaan yang disebabkan oleh:
1. terdapat lignin sekitar 6-7%
2. Mengandung silikat 13 %
  • Silikat dan lignin ini bagaikan kaca pelapis, yang melapisi zat-zat yang berguna dan bernilai energi tinggi seperti protein, selulose, hemiselulose
  • Ikatan serat di dalamnya juga sangat kuat
Pengolahan Jerami Padi dengan Amoniasi Urea
  1. Amoniasi merupakan suatu cara pengolahan jerami padi secara kimiawi dengan menggunakan gas amonia
  2. Pengadaan gas amonia mahal
  3. Urea atau CO(NH2)2, Sumber gas amonia yang murah dan mudah diperoleh,
  4. 1 kg urea menghasilkan 0,57 kg gas amonia
  5. Urea merupakan senyawa kimia yang mengandung + 45 % unsur nitrogen
Manfaat Amoniasi
  1. Merubah tekstur dan warna jerami yang semula keras berubah menjadi lunak dan rapuh
  2. Warna berubah dari kuning kecoklatan menjadi coklat tua
  3. Meningkatkan kadar protein, serat kasar, energi bruto (GE), tetapi menurunkan kadar bahan ekstrak tiada nitrogen (BETN) dan dinding sel
  4. Meningkatkan bahan kering, bahan organik, dinding sel, nutrien tercerna total, energi tercerna, dan konsumsi bahan kering jerami padi
  5. NH3 cairan rumen meningkat
  6. Memberikan balan nitrogen yang positif
  7. Menghambat pertumbuhan jamur
  8. Memusnahkan telur cacing yang terdapat dalam jerami.
Hasil Analisa Laboratorium Amoniasi Urea Jerami Padi

Jerami Padi
Tanpa Amoniasi
Jerami Padi
Teramoniasi
Protein Kasar (%)
3,45
6,66
Lemak (%)
1,20
1,21
Serat Kasar (%)
33,02
35,19
BETN
37,27
31,76
Abu
25,06
25,18
Kandungan Dinding Sel
(NDF) (%)
79,80
75,09
Energi Bruto (GE)
(Kcal/kg)
3539,48
3927,36
Sumber: Chuzaemi, S. dan Soejono, M. (1987)
Kecernaan Zat-zat Makanan Jerami Padi
Kecernaan
Jerami Padi
Tanpa Amoniasi
Jerami Padi
Teramoniasi
Bahan Kering (%)
40,65
50,09
Bahan Organik (%)
50,57
60,51
Dnding Sel/NDF (%)
46,51
60,51
Nutrien tercerna total/
TDN (%)
38,59
46,37
Energi Tercerna/DE
(Kcal/g)
1,45
1,99
Sumber: Chuzaemi, S. dan Soejono, M. (1987)



Jerami Padi
Tanpa Amoniasi
Jerami Padi
Teramoniasi
Konsumsi BK (g)
(per ekor per kg Berat
Badan Metabolit)
63,04
72,00
Balans Nitrogen
-0,0039
0,0026
Konsentrasi NH3
(mg/100 ml)
0,11
5,22
pH cairan rumen
0,18
1,14
Konsentrasi urea darah
(mg/100 ml)
0,47
7,31
Sumber: Chuzaemi, S. dan Soejono, M. (1987)
Teknik Pembuatan Amoniasi Urea Jerami Padi
BAHAN
1. Jerami padi : (jerami yang berkualitas baik, artinya tidak busuk ataupun basah karena terendam air sawah maupun hujan)
2. Urea
3. Air
ALAT

Timbangan
Plastik
Ember
Alat Pemotong Jerami
Sendok
Alat penyiram
Prosedur Pembuatan
  1. Jerami padi ditimbang sesuai dengan jumlah yang diperlukan
  2. dipotong-potong dengan ukuran sekitar 5-10 cm,
  3. Ditambahkan urea sebanyak 6 % dari bobot jerami padi yang digunakan. Misalnya : jumlah jerami padi yang diolah sebanyak 50 kg maka urea yang dibutuhkan sebanyak 6% x 50 kg = 3 kg,
  4. Disiapkan air bersih sebanding dengan jumlah jerami padi yang digunakan. Misalnya : jerami padi 50 kg, diperlukan air 50 liter.
  5. Disiapkan silo yang dapat dibuat dengan lubang di tanah yang disesuaikan dengan jumlah jerami padi yang diolah. Selain itu dapat pula digunakan drum atau kantong plastik. Sebelum jerami ditumpuk alas pada dasar wadah diberi plastik,
  6. Selanjutnya jerami padi yang telah dipotong-potong dimasukkan ke dalam lubang silo (dapat juga menggunakan wadah plastik, drum, lantai semen), sehingga membentuk lapisan setebal 10-20 cm,
  7. kemudian setiap lapisan disemprot dengan larutan urea secara merata dan setelah itu disemprot dengan air bersih.
  8. Jerami padi disusun sedemikian rupa sehingga membentuk tumpukan ke atas, dan
  9. Setelah penumpukan jerami selesai, ditutup dengan rapat menggunakan plastik dan disimpan selama empat minggu (21 hari)
  10. Setelah penyimpanan, tutup dibuka, dikering anginkan dan jerami padi amoniasi dapat digunakan sebagai pakan ternak ruminansia
Proses amonisi bila sempurna ditandai tekstur jerami relatif lebih mudah putus, berwarna kuning tua atau coklat dan bau monia. Untuk mengurangi bau amonia, jerami harus dianginkan selama 1-2 jam sebelum diberikan pada ternak
SELAMAT MENCOBA SEMOGA BERHASIL

Tidak ada komentar :

Posting Komentar